Minggu, 23 Februari 2014

Sensitivitas Fase Terbalik C18 Terhadap Temperatur

Pengaruh Suhu Berdasarkan Percobaan Dengan Keterulangan Dalam Jangka Waktu Lama

Seperti yang kita ketahui bahwa pemisahan dalam kolom kromatografi lebih efektif jika dipengaruhi oleh suhu, karena memiliki efek pada laju transfer massa (difusi) dan pada interaksi antara analit dengan permukaan kemasan. Oleh karena itu, sebagian besar laboratorium menggunakan column oven untuk mengontrol suhu kolom. Berikut ini data yang diamati selama percobaan untuk menjaga kestabilan kolom dalam jangka panjang.

Sebuah kolom Enduro C18G 150 mm x 4,6 mm ID (5 μm/120 Å) digunakan pada sampel uji yang diinjeksikan setiap 10 menit sebanyak 2.500 kali sedangkan fasa geraknya didaur ulang. Suhu untuk sample compartment, detector cell dan column oven dikontrol.


Kondisi Kromatografi

Kolom                     : 150 mm x 4,6 mm Enduro C18G, 5μm , 120Å

Contoh                   : Theophilline, 4 - nitroaniline, metil benzoat, phenetole dan xilena

Volume injeksi        : 1 µL

Fase gerak              : 80% Acetonitrile dalam air

Run time                : 10 menit isokratik (pelarut didaur ulang)

Laju alir                 :  1,0 ml / menit

Suhu                      : 25°C (column oven), 15°C (sampel), 40°C (detektor)

Panjang gelombang  : 254 nm

Pemisahan diulang sebanyak 2.500 kali.




Hasil

Kinerja kolom tidak memburuk selama periode waktu (2.500 x 10 menit).

Namun pada pemeriksaan lebih jauh terkait waktu retensi, terjadi variasi yang signifikan (data tidak ditunjukkan). Ketika tekanan balik ditinjau selama menjalankan percobaan, data juga menunjukkan beberapa perilaku yang tidak menentu.

Pelarut didaur ulang merupakan satu-satunya penjelasan mengapa variasi terjadi dalam waktu retensi dan tekanan kembali, terjadi fluktuasi suhu ambien (lingkungan) meskipun suhu kompartemen kolom dikontrol. Salah satu keuntungan dari sistem LC yang digunakan adalah bahwa hal itu mengukur dan mencatat suhu di 4 titik berbeda :outside, kompartemen kolom, kompartemen sampel dan sel detektor.

Sebuah alat di kompartemen kolom menunjukkan bahwa kompartemen mempertahankan suhu yang sangat stabil 25°C selama percobaan. Variasi suhu yang signifikan hanya terjadi pada suhu ambien/lingkungan (siang/malam-hari kerja/pekan).

Suhu ambient/lingkungan dan waktu retensi hingga peak terakhir digambarkanterhadap jumlah pengulangan. Sebuah korelasi yang sempurna dapat dilihat (lihat Gambar 1) di mana waktu retensi sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar